Welcome to my blog

Selamat Datang di blog nya anak sukses :)

disini saya akan berbagi cerita cerita dan motivasi - motivasi dari orang orang yang sudah sukses agar kita bisa menjadi orang orang yang sukses seperti mereka

untuk lebih lanjut silahkan gabung di blog saya :D

Senin, 26 Juli 2010

Network Devices

Pernahkah kita, anda, bahkan saya mendengar istilah/kata "NETWORK DEVICES"?? Kalau belum sich. mungkin anda, kita, bahkan saya harus membaca artikel ini. Network device adalah

sebagai alat penghubung dalam jaringan bermacam –macam jenisnya seperti :

  • Network Interface Card/NIC (kartu jaringan)
Adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. ,NIC ada dua jenis, yakni NIC yang bersifat fisik, dan NIC yang bersifat logis. Contoh NIC yang bersifat fisik dan logis. Disebut juga sebagai Network Adapter. Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut sebagai MAC address, yang dapat diubah pengguna. Tugas NIC adalah untuk mengubah aliran data paralel dalam bus komputer menjadi bentuk data serial.




  • Hub
Hub hanya berfungsi sebagai penghubung antar komputer, . Fungsi dasar yang dilakukan oleh hub adalah menerima sinyal dari satu komputer dan mentransmisikannya ke komputer yang lain.Setiap host yang tersambung ke hub akan melihat paket ini tapi hanya host yang ditujukan saja yang akan memprosesnya. Ini dapat menyebabkan masalah network traffic karena paket yang ditujukan ke satu host sebenarnya dikirimkan ke semua host

  • Switch
adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan yang dapat menggirin paket secara bersamaan.

  • Bridge
bridge adalah relay atau interconnecting device yang digunakan untuk menggabungkan beberapa LAN.

  • Router
Adalah alat yang dapat menentukan atau memilih jaringan tujuan untuk meneruskan paket data ( dapat menentukan jalur ).router dibagi menjadi 2:
-Static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang diset secara manual oleh para administrator jaringan
-Dynamic router (router dinamis): Dynamic router mampu membuat routing tabelnya sendiri dengan berbicara ke sesama router.


  • Repeater
digunakan untuk menghitung pelemahan yang terjadi ketika sinyal telah melewati jarak yang jauh (misalnya, melewati lautan). Dengan kata lain, repeater seharusnya digunakan untuk menambahkan jarak dari network, bukan kepadatannya.



read more...

Rabu, 24 Maret 2010

Setting Domain di Blogger

Salah satu hosting gratis yang handal menurut saya adalah blogger. Kenapa saya bisa bilang handal, karena diantara banyaknya hosting gratis blogger jarang sekali down. Kalau pun blogspot (blogger) nggak bisa diakses itu lain lagi ceritanya . Biasanya kalau kita ngeblog di blogger pasti domain kita menjadi namadomain.blogspot.com. Mungkinkah kita membuat blog di blogger dengan domain sendiri? sehingga blog kita jadi www.namadomainkamu.com? Tentu saja bisa. Kita tinggal konfigurasi CNAME Record.
Bagaimana caranya?
Biar tidak penasaran, berikut saya berikan tutorial setting domain sendiri di blogger. Untuk tutorial ini saya pakai domain gratis dari co.cc.
Langkah Petama : siapkan domain
1. Daftar dulu di co.cc ( kalau sudah punya account disana tinggal login saja)
2. Pilih menu Getting A new domain
3. Cek dulu apakah domain yang kamu inginkan masih ada (saya coba pakai : ayobelajar.co.cc)








4.Ternyata domain yang saya pilih sudah diregister oleh oreng lain. Coba daftar lagi, kali ini pakai tempatbelajar.co.cc




5. Kalau berhasil akan muncul gambar berikut



6. Klik tombol setup
STOP! setelah langkah ini berhenti dulu, kita tinggal kan co.cc dan lanjutkan ke langkah kedua
Langkah kedua : setting blogger
1. Login di account blogger kamu
2. Pilih salah satu blog yang ingin disetting
3. Pilih setting > publishing > Custom Domain > Switch to advanced settings
4. Ketikkan nama domain kamu (mis : www.tempatbelajar.co.cc)
catatan : Kalau ingin orang lain bisa akses blog kita meskipun tanpa mengetikkan www, jangan lupa centang opsi”Redirect tempatbelajar.co.cc to www.tempatbelajar.co.cc“
5. gambar]

6. klik save setting


Langkah ketiga : setting CNAME
1. Kembali lagi ke halaman co.cc
2. Pada halaman manage domain pilih opsi 2 : Zone Records



3. Isi data sebagai berikut (lihat gambar di atas)
Host : www.tempatbelajar.co.cc
TTL : 1D
Type : CNAME
Value: ghs.google.com
catatan : untuk host nya isi dengan nama domain kamu, yang lain isi sama dengan yang diatas
4. klik tombol setup
Setelah setting tunggu beberapa jam (max 48 jam), karena domain co.cc kita belum bisa connect ke blogger. Berdasarkan pengalaman, agar bisa diakses kita harus menunggu kurang lebih 1 jam.


read more...

Selasa, 23 Maret 2010

How to change GTK Metacity Theme for linux GNOME


GNOME 2.20
Goto System > Preferences > Appearance. Click Install. Browse and choose the Mac4Lin GTK Metacity Theme .tar.gz file (wherever it is extracted).



After the installation is confirmed click on 'Apply new theme'.










read more...

Cara mengatasi rasa gerogi saat berbicara di depan publik

sumber : masbamb.wordpress

Masalah grogi adalah masalah yang dialami oleh siapa saja yang sedang belajar bicara di depan publik (selanjutnya saya sebut bicara).
Keterampilan ini adalah keterampilan proses, sebuah keterampilan yang tidak datang seketika. Artinya, bila ingin mengusainya diperlukan banyak berlatih dan berlatih.

Untuk mengupas masalah grogi dan cara mengatasinya saya akan menggunakan dua pendekatan.

Pendekatan pertama saya menggunakan pendekatan neurologis.
yakni bagaimana pikiran kita mencerna “keberadaan publik”(audience) dan
pendekatan kedua adalah pendekatan praktis yakni bagaimana kiat-kiat praktis menghadapi grogi.
Setidaknya, dua pendekatan itu sudah saya praktikkan dalam hidup saya.
Saya dulu yang pemalu luar biasa (bayangkan dulu saya tidak berani bilang“Kiri”pada saat naik bus/angkutan umum.Takut/malu kalau banyak orang yang nengok ke arah saya).
Kini saya sudah terbiasa bicara di depan publik, bahkan menjadi pembicara publik dan motivator yang dibayar.

Baik, selanjutnya saya jelaskan pendekatan pertama, kenapa secara neurologis
syaraf otak) seseorang bisa menjadi grogi. Seseorang menjadi grogi atau
bahkan sebaliknya menjadi senang bila di depan pulik itu sangat tergantung
bagaimana syaraf otak merespon atau menanggapi sesuatu yang berada di luar,yaitu dalam hal ini audience (publik).

Perilaku (grogi, takut, senang dan lain-lain) merupakan hasil dari respon
pikiran kita.Kalau kita merespon/menanggapi sesuatu di luar adalah sesuatu
yang menakutkan, maka pikiran (syaraf) segera mengolahnya menjadi sebuah
ketakutan. Sebaliknya, kalau kita meresponnya sesuatu yang menyenangkan,
maka semua sel-sel dan jutaan syaraf segera mengolahnya menjadi hal yang
menyenangkan.

Lebih kongkritnya begini. Kalau Anda membayangkan jeruk nipis (sesuatu yang berada di luar Anda) terasa kecut,maka syaraf otak segera membayangkannya rasa kecut itu. Bahkan dengan hanya membayangkan saja air liur bisa keluar sebagai respon terhadapnya.

Sebaliknya, kalau Anda membayang buah anggur yang segar, baru keluar dari
kulkas, syaraf otak segera membayangkannya buah manis yang menyegarkan.

Begitulah cara pikiran kita bekerja, atau meresponnya. Bila Anda menanggapinya dengan negatif maka pikiran bekerja dengan cara negatif,milyaran sel syaraf bekerja untuk memperkuat respon negatif Anda. Bila Anda meresponnya dengan cara positif, maka seluruh jaringan syaraf bekerja sekuat tenaga untuk memperkuat respon positif Anda.

Audience (publik) bukanlah buah jeruk nispis yang kecut atau buah anggur
yang manis menyegarkan. Audience adalah sesutau yang netral sifatnya.“Manis” dan “kecut”-nya, atau “menakutkan” (yang membuat Anda grogi) atau “menyenangkan” sangat tergantung bagaimana Anda meresponnya.

Ketika Anda meresponnya sebagai seuatu yang“menakutkan” syaraf otak segera bekerja dengan cara yang negatif.Hasilnya mejadi negatif.
Syaraf otak segera bekerja untuk menemukan sejumlah alasan negatif untuk meyakinkan bahwa audience itu “menakutkan”.

Alasan-alasan yang ditemukan oleh pikiran negatif berupa:
1) audience terlalu banyak dan banyak orang yang sudah pintar bicara, maka saya kurang pede;
2) audience akan meneriaki “huuuuuuu..?” bila saya salah;
3) audience akan mempergunjingkan saya bila saya salah;
4) saya akan malu bila apa yang saya sampaikan tidak menarik;
5) saya akanmalu bila saya salah dalam bicara nanti dan;
6) masih banyak alasan negatif yang mengantarkan Anda menjadi semakin tidak percaya diri atau grogi.

Hasilnya, keringat dingin keluar, gemetar, bicara tidak lancar dan salah-salah terus selama bicara. Pada saat seperti itu, pikiran sibuk memikirkan audience yang “menakutkan”ketimbang memimikirkan materi yang sedang di sampaikan.

Akan menjadi berbeda hasilnya bila Anda meresponnya secara positif.
Pikran Anda akan segera mencarikan sejumlah alasan positif yang menguatkan Anda tampil lebih percaya diri.

Anda akan tampil lebih percaya diri bila memandang audience sebagai:
1) sekelompok manusia yang sedang memberikan kesempatan baik pada Anda untuk bicara;
2) mereka tidak akan menghukum bila Anda keliru;
3) keliru dalam berlatih bicara adalah hal yang wajar yang dialami oleh setiap orang;
4) mereka juga belum tentu memiliki keberanian untuk bicara;
5) kalau pun ia diberi kesempatan bicara ia pasti melakukan kesalahan seperti Anda;
6) dalam sejarah belum ada audience yang “mencemooh” pembicara bila dalam menyampaikannya secara santun dan;
7) ini adalah kesempatan terbaik untuk berlatih bicara.

Dengan kata lain, audiene bukan menjadi beban pikiran selama Anda bicara.
Bila perlu Anda cuek-bebek (tapi sopan) selama bicara.
Ketika Anda telah mengusai audience dengan cara respon positif seperti tersebut di atas, pikiran Anda tinggal fokus pada materi.

Perlu dicatat bahwa mengapa seorang pembicara grogi karena pikirannya selama bicara sibuk memikirkan audiencenya yang dianggap “menakutkan”. Menakutkan atau tidaknya sangat tergantung bagaimana pikiran kita “menafsirkannya”.

Bila menafsirkannya sebagai hal yang tidak menakutkan, maka pikiran akan lancar, fokus pada topik, bicara pun lancar tanpa beban grogi.
Semua yang saya jelaskan di atas adalah mengunakan pendekatan neurologis.

Selanjutnya saya menggunakan pendekatan praktis dalam mengatasi grogi.
Sebelum saya memberikan tips bagaimana cara mengatsi grogi saat pidato perlu saya ingatkan kembali bahwa keterampilan bicara(pidato) adalah keterampilan proses. Tidak ada orang yang langsung menjadi ahli bicara. Semuanya diawali dari, malu, gemetar dengan keringat dingin,grogi dan sejuta rasa lainnya. Jangankan bagi yang belum pernah pengalaman,seorang yang sudah pengalaman pun kadang- kadang masih dihinggapi rasa kurang pede dan grogi. Jadi kalau menuggu sampai tidak ada rasa grogi, dibutuhkan waktu dan jam terbang yang lama. Butuh proses.
Cara-cara berikut ini adalah cara praktis yang saya gunakan bagaimana mengatasi grogi.

Pertama, tingkatkan rasa percaya diri (pede). Kalau kita pede, keberanian meningkat, tetapi kalau belum apa-apa sudah takut dulu, rasa pede mengecil.
Akibatnya sudah grogi dulu sebelum bicara. Untuk bisa meningkatkan rasa pede, coba sebelum Anda bicara, Anda membayang seorang tokoh pintar bicara yang menjadi idola Anda.
Setelah membayangkan secara jelas, anggap saja dia merasuk dalam jiwa Anda yang membantu Anda pada saat bicara. Anggap saja dia yang bicara, tapi bukan Anda.

Kedua, berani bicara kapan dan dimana saja bila ada kesempatan tampil di depan umum. Jangan takut salah dan takut ditertawakan, bicara dan bicaralah.
Kalau Anda tidak pernah mencobanya, maka tidak pernah punya pengalaman.
Jangan berpikir, benar-salah, bagus-tidak, mutu-tidak, selama bicara.
Pokoknya, Anda sedang uji nyali, berani atau tidak. Ketika Anda berani mencobanya, berarti nyali Anda hebat.
Semakin sering Anda lakukan, semakin kuat nyalinya dan tidak takut lagi.
Pokoknya Anda harus berani malu.

Keitga, mulailah dari kelompok kecil. Berlatihlah bicara pada kelompok-kelompok kecil dulu seperti karang taruna, kelompok belajar,pertemuan RT/RW. Bicaralah sebisanya dan jangan buang kesempatan. Yang seperti ini sudah saya lakukan, saya mulai dari kelompok belajar, panitia seminar, dan acara-acara pengajian. Lama- ama saya biasa. Ingat Anda bisa karena biasa.

Keempat, tulis dulu sebagai persiapan. Sebelum bicara, alangkah baiknya ditulis dulu topik dan urutan penyampaiannya. Sebab, tanpa ditulis dulu, biasanya lupa saat bicara dan menjadikan materinya tidak runtut. Ada dua cara dalam menulis, menulis lengkap kenudian tinggal membaca atau tulis pokok-pokonya saja. Bila Anda menulis lengkap akan sangat membantu Anda bicara, tetapi keburukannya membosankan. Apalagi intonasi bacanya jelek. Yang baik adalah pokok- pokok saja, kemudian Anda menguraiakannya saat bicara, tetapi keburukannya, Anda bisa lupa tentang datailnya.

Kelima, akan lebih baik kalau memiliki kebiasaan menulis. Menulis apa saja,cerita, artikel, surat atau catatan harian. Catatan harian akan sangat membantu. Kenapa menulis? Karena dengan menulis adalah cara efektif untuk membuat sebuah “bangunan logika”, sebuah bangunan yang masuk akal. Bila Anda terbiasa menuliskan topik-topik yang masuk akal, maka akan membantu pada saat bicara. Tinggal memanggil ulang saja.

Keenam, perbanyak membaca. Orang bicara atau menulis, tidak lepas dari kegiatan membaca. Dengan banyak membaca menjadi banyak pengetetahuan yang dapat dijadikan acuan pada saat bicara atau menulis. Kebuntuan dalam bicara terjadi karena tidak saja grogi tetepi juga karena terbatasnya acuan(informasi) yang dimilikinya.

Ketujuh, janganlah menjadi pendiam saat ada diskusi atau debat.
Bicaralah, jangan pikirkan Anda menang atau kalah dalam berdebat, tetapi
jadikannlah media debat menjadi media pembelajaran dalam mengasah keterampilan bicara. Juga, biasakanlah berdsiskusi, jangan hanya menjadi pendengar yang baik (diam saja) tapi Anda harus menjadi pembicara yang baik.

Kedelapan, rajin mengevaluasi diri sehabis bicara. Karena berbicara
merupakan keterampilan proses, maka sebaiknya rajin mengevaluasi diri setiap saat sehabis bicara.Seringkali (pengalaman saya) saya merasa tidak puas dengan hasil akhir bicara. Selalu ada saja kekurangannya, banyak topik yang lupa tidak tersampaikan. Kekurangan ini harus menjadi catatan untuk tampil lebih baik pada kesempatan mendatang.

Kesembilan, komitmen untuk terus berlatih. Tiada sukses tanpa latihan terus menerus. Tiada juara tanpa banyak latihan. Tiada bicara tanpa grogi bila hanya tampil (berlatih) satu atau dua kali saja. Bicaralah saat ada kesempatan bicara, karena keterampilan berbicara hanya dapat diperoleh dengan “berbicara” bukan dengan cara “belajar tentang”. Satu ons praktik bicara lebih baik dari pada satu ton teori berbicara.

Selamat mencoba.

read more...

Minggu, 24 Januari 2010

Persiapan Menghadapi Interview (Part 1)

Adapun tujuan menyusun resume yang efektif adalah agar Anda mendapatkan panggilan kerja. Panggilan kerja ini bisa bermacam-macam bentuknya, ada yang langsung dipanggil recruiter untuk mengikuti serangkaian tes (wawancara, tes bakat, psikotes, tes kesehatan, dll), ada juga recruiter yang memulai rangkaian tes tersebut dengan wawancara awal (saat mengikuti job fair).
Setelah itu recruiter akan merekomendasikan calon pelamar, yang memenuhi kriteria, untuk mengikuti tes-tes selanjutnya. Bagaimanapun juga, berbagai macam tipe panggilan kerja yang dilakukan, tetap ada sesi wawancara dengan calon pelamar.
Tujuan umum dari dilakukannya sebuah wawancara adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana level pribadi Anda.
2. Mempelajari lebih dalam kualifikasi yang Anda miliki.
3. Mengumpulkan informasi apa saja yang relevan dari diri Anda yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4. Menyediakan informasi tambahan mengenai posisi kita dalam organisasi.
5. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar siapa yang secara spontan akan di terima dalam pekerjaan yang ditawarkan.
Wawancara yang Anda lakukan 75% dipengaruhi oleh kesiapan mental dan 25% sisanya merupakan kemampuan Anda mengaitkan setiap pertanyaan yang diajukan dengan pengalaman yang Anda miliki. Wawancara termasuk bagian yang paling penting dalam sebuah proses rekrutmen karyawan. Keberhasilan dalam sesi wawancara adalah poin penting bagi keberhasilan Anda dalam proses seleksi.


INTERVIEW ADALAH PELUANG EMAS
Memfokuskan diri pada persiapan dan dengan banyak membaca tips-tips interview akan mampu membangun rasa percaya diri yang dibutuhkan pada saatnya tiba. Interview memberikan kesempatan kepada Anda untuk menjelaskan dengan gaya dan kata-kata sendiri, mengenai pengalaman apa saja yang Anda miliki, memampuan dan hal penting yang memungkinkan Anda menjadi salah satu kandidat terbaik dalam organisasi mereka. Sebagai tambahan, wawancara juga memberikan peluang pada Anda untuk mendemonstrasikan kemampuan pribadi, profesionalisme dan gaya atau cara kerja.
PERSIAPAN WAJIB
Wawancara dapat diumpamakan dengan pertempuran, untuk bisa memenangkan pertempuran tersebut Anda harus mengetahui siapa yang Anda hadapi, serta megatur senjata apa yang paling tepat akan digunakan untuk mengatasi serangan yang dilakukan oleh lawan Anda. Untuk itu langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
1. Pelajari posisi yang Anda lamar, posisi dalam struktur organisasi, job description dan perannya dalam organisasi.
2. Ketahui lebih dalam segala hal mengenai perusahaan yang Anda lamar. Anda dapat memperoleh informasi tersbut dari :
• Surat kabar, news letter
• Web site resmi perusahaan
• Saudara yang (pernah) bekerja di perusahaan tersebut
• Produk-produk yang ada di pasaran
• Iklan.
3. Pelajari tipe-tipe pertanyaan yang diajukan (biasanya seputar CV yang Anda tulis)
4. Perhatikan dengan seksama lokasi dan waktu wawancara, jangan sampai Anda terlambat karena putar-putar mencari lokasi.
5. Bawa dokumen penting Anda, terutama yang sesuai dengan surat lamaran yang dikirim.
6. Bawa surat referensi atau rekomendasi apa bila memungkinkan
7. Siapkan berapa jumlah gaji yang diinginkan
INGAT NAMA PEWAWANCARA
Sepertinya mengingat nama si pewawancara tidaklah penting, namun dalam hubungan yang cukup singkat itu Anda diharapkan bisa memberikan kesan positif. Dengan menyebut nama interviewer pada setiap menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan akan membuat interviewer merasa dihargai. Coba bandingkan antara kedua bentuk pertanyaan berikut ini :
Sang interviewer berkata : “apakah ada yang ingin Anda tanyakan saudara Andi?”, selanjutnya Anda bertanya
Contoh :
1. “Bolehkah saya tahu, mengapa posisi tersebut saat ini kosong?”
2. “Bolehkah saya tahu, mengapa posisi tersebut saat ini kosong, Pak Dany?”
Selain merasa dihargai, interviewer akan menilai bahwa Anda konsentrasi, antusias dan benar-benar memperhatikan apa yang mereka tanyakan.
DON’T USE “YES” & “NO” ANSWER
Usahakan agar dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, jangan berhenti pada kata-kata “ya” dan “tidak” saja. Jawaban “ya” dan “tidak” adalah jawaban mati, dan menggambarkan kedangkalan ilmu pengetahuan Anda. Sebuah jawaban pertanyaan harus disertai dengan jawaban yang lebih mendetil dan diskriptif. Siapkan diri Anda dengan pengetahuan-pengetahuan sederhana seputar posisi yang dilamar. Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan bersifat jebakan dan membuat Anda kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaannya. Tetapi yang harus menjadi pedoman adalah sebisa mungkin mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang Anda miliki dan mengkonversinya sehingga informasi yang disampaian cukup relevan dengan pertanyaannya.
Contoh pertanyaan :
Interviewer : “Apakah Anda pernah menduduki posisi supervisor marketing di perusahaan lain?”
Jawaban #1 : “Tidak, belum pernah”
Jawaban #2 : “Saya beberapa kali memimpin tim dalam proyek penjualan, bersama dengan beberapa salesperson, SPG dan Merchandiser, khususnya untuk modern market dan terbukti sukses meningkatkan penjualan dan pangsa pasar dari 10% menjadi 40%”.
Penjelasan :
Pada jawaban pertama, Anda langsung menjawab ”Tidak”, sehingga akan langsung mendapat penilaian bahwa Anda tidak qualified atau tidak memenuhi syarat. Tetapi pada jawaban yang kedua, Anda tidak secara langsung menjawab tidak, tetapi Anda mengkonversi pengalaman menjalankan tugas seorang supervisor marketing, meskipun sesungguhnya Anda belum pernah menduduki jabatan tersebut (hanya sebagai sales person), dan hasil yang dicapai pun adalah hasil kerja sama tim. Dan Anda tidak berbohong.

Persiapan Menghadapi Interview (Part 2-habis)
Nov 13, 2008 Kategori : Dunia Kerja, Lifestyle
BE POSITIF
Adalah bersikap positif dalam wawancara, jangan sekali-kali Anda mencoba untuk menjelek-jelekkan pekerjaan, mantan bos atau teman kerja Anda. Usahakan untuk selalu menyampaikan sesuatu yang baik dan positif, dan berikan kesan bahwa Anda melamar pekerjaan karena sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.


Dalam wawancara, akan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan seperti :
a. “Mengapa Anda berhenti/keluar/mengundurkan diri dari pekerjaan Anda yang lama?”
b. “Bagaimana hubungan dengan atasan Anda di perusahaan yang lama?”
c. “Apakah selama ini Anda cukup puas dengan perusahaan tempat Anda bekerja?”
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka Anda harus menggunakan kata-kata yang Positif, misalnya :
1. “Ingin mengembangkan karir”.
2. “Mencari tantangan yang lebih besar”.
3. “Kompensasi yang sesuai dengan kontribusi”
4. “Mengembangkan kemampuan”
5. “Mencoba sesuatu yang baru”
6. “Karir cukup baik & stabil”
7. dll.
Salah satu contoh jawaban yang Negatif dan Positif adalah sebagai berikut :
Interviewer : “Mengapa Anda berhenti/keluar/mengundurkan diri dari pekerjaan yang lama?”
Negatif : “Karena Saya sudah tidak cocok lagi dengan atasan Saya, atasan Saya selalu …..”
“Karena perusahaan sudah tidak membutuhkan tenaga Saya lagi…”
“Situasi kerja tidak kondusif, pekerjaan terlalu berat …”
Positif : “Karir Saya ditempat yang lama cukup baik, tetapi Saya ingin mencoba tantangan baru yang
lebih besar, sudah saatnya Saya menjadi seorang supervisor dan Saya mampu melakukannya!”
Dengan demikian janganlah sekali-kali Anda memberikan jawaban yang mengarah pada hal-hal seperti :
• Jumlah gaji yang rendah atau kecil
• Tidak cocok dengan atasan
• Tidak cocok dengan lingkungan kerja
• Perusahaan tidak memberikan fasilitas yang memadai
Meskipun memang pada kenyataannya Anda mengundurkan diri dari perusahaan lama karena ada problem yang rumit dengan atasan, atau lingkungan kerja atau masalah negatif lain, tetap usahakan Anda tidak mengungkapkanya kepada interviewer. Hal ini disebabkan karena mereka tentu berfikir jawaban Anda bersifat subjektif, dan bisa saja masalah itu timbul dari diri Anda sendiri, bukan karena faktor eksternal. Oleh karena itu jawaban2 yang bersifat Positif, akan cukup membantu peforma Anda.
Selain menjawab pertanyaan di atas, Anda biasanya juga diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada interviewer. Pada kesempatan ini sebaiknya Anda gunakan untuk mengatahui informasi-informasi seputar pekerjaan dan perusahaan tersebut. Tujuan pertanyaan ini selain memperoleh informasi, juga mendapatkan simpati dan memberikan kesan bahwa Anda adalah orang yang aktif.
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang bermutu seperti :
1. “Untuk posisi ini, berapa jumlah anak buah yang akan Anda bina?”
2. “Sebagai manajer area, meliputi area mana saja cakupan wilayah kerjanya?”
3. “Siapa pesaing yang paling ketat di wilayah pemasaran?”
4. “Perusahaan ini menggunakan sistem aplikasi apa untuk control keuangan?”
5. “Jenis produk yang dipasarkan oleh perusahaan ini meliputi apa saja?”
6. “Mengapa perusahaan ini hanya menggunakan jenis permasaran A, dan mengapa tidak menggunakan jenis pemasaran B & C?”
7. “Sejauh mana tanggung jawab Saya sebagai Koordinator kepada manajer wilayah?”
8. dll
Selain bentuk pertanyaan di atas, sebaiknya Anda menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang bermutu berikut ini :
1. Berapa jumlah kandidat yang melamar posisi ini?
2. Mengapa posisi ini kosong?
3. Kapan dilakukan tes berikutnya?
4. dll.
PERHATIKAN BAHASA TUBUH
Bahasa tubuh atau body language seorang pelamar akan berpengaruh pada penilaian seorang interviewer. Wawancara, pada intinya adalah salah satu bentuk komunikasi, seperti halnya ngobrol atau bertamu. Kebiasan2 dalam melakukan komunikasi tatap muka, baik menurut norma Timur dan Barat pada prinsipnya sama. Orang Timur akan selalu menghendaki diperlakukan “hormat” oleh seorang yang statusnya “lebih rendah”, maksudnya adalah hubungan antara interviewer dan calon pelamar adalah hubungan yang tidak sejajar. Anda sebagai pelamar mempunyai kedudukan “lebih rendah” dibandingkan interviewer, karena Anda yang membutuhkan pekerjaan. Sedangkan untuk orang Barat, mereka tidak terlalu memperhatikan masalah “status” ini, tetapi lebih pada “eye contact” atau tatapan mata dan sikap tubuh yang baik.
Sikap tubuh dinilai kurang baik adalah indikator sikap tubuh orang yang gugup, seperti :
1. Sering menunduk
2. Menghindari tatapan mata
3. Memainkan alat tulis (seperti pulpen atau lainnya)
4. Meremas-remas tangan
5. Intonasi suara yang rendah, sehingga membuat interviewer meminta untuk berbicara lebih keras dan jelas
6. Kadang-karang berkeringat
7. dsb.
Untuk menguangi kegugupan, sebaiknya Anda sering mengambil dan mengatur nafas secara teratur serta melakukan aktifitas lain sebelum dipanggil masuk ke ruang interview. Aktifitas lain ini seperti membaca dan berbincang-bincang dengan sesama kandidiat pelamar kerja akan mengurangi ketegangan dan kecemasan yang timbul sesaat Anda akan memasuki ruang wawancara.
PERSIAPAN LAIN-LAIN

Beberapa persiapan lain yang sebaiknya Anda perhatikan dalam acara wawancara kerja adalah :
1. Pakaian. Dalam kegiatan ini usahakan Anda menggunakan pakaian lengan panjang berwarna putih yang diseterika dengan rapih, celana panjang berwarna cerah dan bukan putih atau hitam. Hal ini untuk memberikan kesan segar/fresh secara psikologis. Gunakan pakaian yang baru saja dicuci/disetrika karena akan mempengaruhi secara tidak langsung suasana hati Anda dan mendukung Anda untuk sigap dalam bertindak.
2. Gunakan juga aksesoris seperti dasi apabila Anda melamar untuk posisi manajerial.
3. Pastikan sepatu Anda disikat.
4. Lakukan aktifitas normal yang biasa Anda lakukan sebelum berangkat ke tempat interview. Hal ini diperlukan untuk menjaga mood agar tetap dalam kondisi baik, misal : bangun pagi, baca Koran, minum teh/kopi, sarapan pagi, senam pagi, dll.
5. Hindari aktifitas olah raga yang berat pada malam harinya, misalnya bagi Anda yang hobi tenis atau bulutangkis di malam hari sebaiknya ditinggalkan lebih dulu. Hal ini untuk menjaga agar istirahat cukup dan tidak memberikan kesan Anda sedang mengantuk dengan mata merah saat Anda diwawancarai.
Bila kebiasaan itu tidak Anda hilangkan, maka dikhawatirkan kondisi psikologis Anda akan tegang sehingga mengganggu konsentasi Anda dalam wawancara.
DOKUMEN WAWANCARA
Dalam menghadapi “the big day”, Anda harus menyadari bahwa pada hari itu Anda bukan satu-satunya kandidat yang diwawancarai. Perusahaan pasti akan menyeleksi banyak calon dan akan sangat sibuk sekali. Dalam kondisi demikian maka mereka akan menyeleksi dengan cepat dan memberikan perhatian yang besar pada kandidiat yang memberikan kesan “lebih”. Untuk mendapatkan kesan tersebut salah satunya adalah kelengkapan dokumen. Dokumen pendukung itu adalah :
1. Curriculum vitae atau resume yang terbaru
2. Surat Rekomendasi dan Referensi
3. JOB Profile
4. Planning program kerja
Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara, tidak akan lepas dari 4 dokumen tersebut. Jadi apabila Anda ingin lancar dan meyakinkan dalam sesi wawancara, maka Anda harus bisa “mempresentasikan” 4 resume tertulis tersbut. Seperti halnya pada saat Anda ulangan atau ujian, 4 macam dokumen tersebut diibaratkan sebagai diktat pelajaran yang harus dipelajari. Khusus untuk planning program kerja, biasanya digunakan untuk model interview “The Apprantice” yang pernah di tayangkan oleh stasiun tv swasta. Model wawancara ini biasanya digunakan untuk mengisi posisi top leader dalam sebuah perusahaan (level direktur, general manager, store manager, dll). Dimana sang recruiter membandingkan program kerja mana yang paling baik diantara kandidat yang ada. Salah satu contoh program kerja yang di susun adalah sebagai berikut :
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan yang menjual produk-produk inovatif akan membuka kembali (re-open) tokonya yang berada di sebuah mal di kota Surabaya. Mereka membutuhkan seorang area marketing manajer untuk daerah Surabaya dan sekitarnya. Permasalahan yang Anda rasakan adalah bahwa tokonya kurang menarik, promosi yang gencar di stasiun2 tv tidak mampu mengangkat penjualan, performance toko yang suram, dll. Anda sebagai orang yang mempunyai background pemasaran berencana untuk mengajukan lamaran untuk mengisi posisi tersebut.
Sumber : rangkuman dari berbagai sumber

read more...